PEKANBARU (riaupeople) – Aksi demonstrasi kembali menghiasi geliat Kota Pekanbaru. Setelah sibuk mengangkat isu Pemilukada dan pengrusakan lingkungan, kali ini massa mendesak aparat penegak hukum agar membongkar kasus indikasi korupsi yang terjadi di Kantor Gubernur Riau.
Demonstrasi menyuarakan penindakan terhadap kasus korupsi ini digelar oleh puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Anti Korupsi (GEMAK) dengan mendatangi Mapolda dan Kejati Riau, Jum’at (18/11/11) pagi.
Massa juga mengusung sejumlah plamfet dan spanduk yang isinya meminta aparat hukum agar lebih serius menindaklanjuti kasus korupsi yang ada di Riau. Dalam spanduk panjang yang mereka bentangkan tertulis kalimat “ Penegak hukum segera mengusut pejabat keuangan kantor gubernur yang terindikasi korupsi ”.
Diantara persoalan yang menjadi perhatian massa terkait masalah penyaluran dana bantuan sosial dan dana organisasi kemasyarakatan. Untuk kedua pos anggaran itu tercium aroma korupsi yang cukup semerbak. Apalagi setiap tahunnya Pemprov Riau melalui APBD mengalokasikan anggaran hingga ratusan milyar rupiah. “ Dana Bansos dan Ormas itu dianggarkan setiap tahunnya. Kita mensinyalir adanya penyalahgunaan anggaran melalui permainan yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu yang ada di Biro Keuangan Setdaprov Riau,” tegas Kordinator Aksi, Sabri dalam orasinya.
Dikatakannya, pihak kepolisian maupun kejaksaan harus lebih pro aktif dalam menyikapi indikasi penyimpangan anggaran yang terjadi di Kantor Gubri. Apalagi nilai nominalnya cukup besar dalam kurun waktu 2008 hingga 2011 yang berkisar Rp300 miliar tiap tahunnya. “ Penyalahgunaan uang rakyat adalah kejahatan yang harus dijadikan musuh bersama. Untuk itu, kami minta kepolisian dan kejaksaan lebih serius menyikapinya,” ujar Sabri.
Sabri juga menyentil adanya perlakuan berbeda terhadap LSM yang ada di Riau. Hal ini menimbulkan kecemburuan karena sejumlah LSM merasa tidak mendapatkan perhatian. Sementara LSM yang lebih dekat dengan pusat kekuasaan selalu mendapatkan bantuan. “ Adanya perbedaan perlakuan itu juga harus dipertanyakan. Kita mensinyalir, yang sering dapat bantuan hanya LSM yang dekat dengan pusat kekuasaan,” paparnya.
Menyikapi aksi yang digelar kalangan mahasiswa, Kajati Riau Babul Khoir langsung menanggapinya. Kajati mengundang perwakilan massa untuk menyampaikan aspirasi langsung di salah satu ruangan yang ada di Kejati Riau.
Namun ironisnya, pertemuan yang digelar itu tertutup bagi kalangan wartawan. Usai pertemuan, perwakilan mahasiswa menemui rekan-rekannya yang berada diluar dan mereka langsung membubarkan diri karena aspirasinya telah ditanggapi Kajati.(*)