” Kami sangat menyesalkan sikap Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Meranti yang masih juga menerapkan kebijakan lama. Padahal menurut petunjuk yang disampaikan oleh BPKP Riau, gaji guru honorer dapat dibayarkan setiap bulannya,”
Edy Amin
Anggota Komisi III DPRD Meranti
MERANTI (riaupeople) – Nasib pasukan “Oemar Bakri” yang bertugas di Kabupaten Kepulauan Meranti sangat menyedihkan sekali. Sudahlah menyandang status honor dengan gaji tidak seberapa, pembayaranpun dibayarkan tiga bulan sekali. Padahal Badan Pemeriksa Keuangan Pusat (BPKP) Propinsi Riau telah menganjurkan agar gaji honor dibayarkan setiap bulannya.
Anggota Komisi III DPRD Meranti, Edy Amin mengaku sangat menyesalkan kondisi yang ada itu. Pihaknya meminta bupati melalui dinas terkait agar tidak lagi menerapkan kebijakan lama, dimana honor dibayarkan tiga bulan sekali. ” Kami sangat menyesalkan sikap Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Meranti yang masih juga menerapkan kebijakan lama. Padahal menurut petunjuk yang disampaikan oleh BPKP Riau, gaji guru honorer dapat dibayarkan setiap bulannya,” tegas Edy Amin saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (18/10/11).
Politisi Partai Keadilan Sejahtera ini menyebutkan dengan dibayarkanya gaji para huru honor setiap bulannya, dipastikan bisa membawa dampak positif bagi dunia pendidikan, terutama dalam peningkatan kualitas dan mutu pendidikan. “ Bagaimana guru-guru honor itu bisa konsentrasi mengajar, kalau kebutuhan mereka sendiri tidak tercukupi. Padahal Negara saat ini sedang giat-giatnya meningkatkan SDM masyarakatnya. Semestinya semangat itu juga harus dibarengi dalam bentuk perhatian terhadap nasib para guru honor,” jelas Edy Amin.
Menurut Edy Amin, pihaknya bersama anggota dewan lainnya sudah pernah mempertanyakan hal itu kepada pihak eksekutif. Namun sepertinya kurang mendapat respon yang serius. “ Kayaknya tidak ada tanggapan serius dari pemerintah. Padahal kebijakan ini merupakan langkah maju pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan kita kepada guru honor di bandingkan daerah lain,” ungkapnya.
Sementara guru honorer di salah satu Sekolah Dasar, Jailani mengakui kalau mereka baru menerima honor tiap tiga bulan sekali. “ Seperti itulah kondisinya bang. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, kadang terpaksa kami ngojel selepas mengajar disamping jualan koran. Kalau tidak ada sampingan, bagaimana mau menghidupi anak dan istri. Belum lagi untuk membayar sewa rumah, tagihan listrik dan membeli susu anak,” paparnya dengan wajah prihatin.(nto)