“ Secara geografis Dumai berdekatan dengan Singapura dan Selat Malaka. Selain sebagai pendukung pengembangan industri di Dumai, pembangunan bandar udara, pelabuhan, dan lain-lain tersebut juga berkaitan dengan kepentingan negara sebagai daerah pertahanan karena letaknya yang strategis,”
H Khairul Anwar, SH
Walikota Dumai
PEMBANGUNAN infrastruktur di Dumai melalui kerangka MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi) harus dipercepat jika ingin hilirisasi industri segera terlaksana. Termasuk program hilirisasi industri di Dumai, Riau, tidak akan terlaksana tanpa ada percepatan pembangunan infrastruktur di salah satu daerah di provinsi penghasil minyak sawit terbesar Indonesia itu.
Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat M Sinaga ketika bertemu Walikota Dumai, H Khairul Anwar mengapresiasi telah dibangunnya jalan ruas Dumai-Pelintung yang merupakan akses menuju Kawasan Industri Dumai, melalui anggaran program MP3EI senilai Rp450 miliar.
Namun, kata Sahat, masih banyak infrastruktur jalan, termasuk pelabuhan yang masih harus dibenahi untuk mendukung terlaksananya program hilirisasi industri sawit di Dumai. Kondisi ini juga diakui oleh Walikota Dumai Khairul Anwar yang menyebutkan infrastruktur di Dumai masih sangat minim.
Pelabuhan tempo dulu yang berada di kawasan pesisir Propinsi Riau
Menurut walikota, sudah saatnya Dumai memiliki bandar udara yang mampu didarati pesawat-pesawat komersial berbadan besar serta perluasan Pelabuhan Dumai sebagai pintu utama kegiatan ekonomi di Dumai. “ Secara geografis Dumai berdekatan dengan Singapura dan Selat Malaka. Selain sebagai pendukung pengembangan industri di Dumai, pembangunan bandar udara, pelabuhan, dan lain-lain tersebut juga berkaitan dengan kepentingan negara sebagai daerah pertahanan karena letaknya yang strategis,” papar Walikota Dumai.
Dari ekspor CPO dan produk turunannya, Dumai sebagaimana ditulis inaport1 menghasilkan devisa sekitar Rp13 triliun hingga Rp14 triliun. Sayangnya, nyaris tidak ada yang masuk ke Kota Dumai sebagai pendapatan asli daerah (PAD). Walikota mengharapkan pemerintah pusat mau menyisihkan sebagian hasil dari ekspor minyak sawit dan produk turunannya untuk Dumai. ” Setidaknya 2 persen,” katanya.
Dalam kerangka program MP3EI, Dumai antara lain akan membangun jalan tol ruas Pekanbaru, Kandis, Dumai yang panjangnya 135km, kemudian perluasan Pelabuhan Dumai, dan beberapa fasilitas penting lainnya. Selain itu Dumai juga berencana membangun kontainer port (pelabuhan peti kemas) di Pelintung dan sudah disediakan lahan untuk pembangunan awal.
Keseriusan Pemerintah ini untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan mempersiapkan fasilitas kepelabuhanan dalam mendukung Asian Economic Community (AEC) 2015 nanti. Sebagai pintu gerbang perlintasan perdagangan di kawasan emas Malaysia dan Singapura, tentunya kota Dumai akan menjadi destinasi dan sentral pertumbuhan ekonomi khususnya Riau dan Indonesia umumnya. Oleh karena itu, Pemerintah kota Dumai harus mempercepat pembangunan infrastruktur dan fasilitas dalam mendukung investasi yang akan mendorong suksesnya Program MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia) yang telah dicanangkan oleh Pemerintah RI.
Aktivitas kapal tangker di pelabuhan Dumai
Menyikapi hal ini, Walikota Dumai, H. Khairul Anwar mengatakan Pemerintah Kota Dumai akan menyiapkan dan membangun fasilitas dan infrastruktur pelabuhan. “ Saat ini pelabuhan Dumai belum memiliki infrastruktur dan fasilitas pelabuhan peti kemas, dan kita telah menyiapkan masterplannya. Pembangunan infrastruktur dan fasilitas peti kemas diharapkan akan dapat meningkatkan investasi dan tentunya mendukung program MP3Ei tersebut,” tegasnya.
Lebih lanjut Walikota menjelaskan pelabuhan peti kemas yang nantinya dimiliki Kota Dumai akan memberikan multiplayer efek terhadap perkembangan industri lokal yang akan dikirim ke luar negeri. Perencanaan pembangunan pelabuhan peti kemas dibuat dengan skala internasional dengan rencana anggaran sekitar Rp1,2 Triliun.
Saat ini, masterplan dan detail engenering design pelabuhan peti kemas sudah diajukan ke Kementerian Perhubungan RI melalui DPR RI di Jakarta. Pemerintah berharap masterplan tersebut disetujui sehingga Dumai memiliki pelabuhan peti kemas untuk mewujudkan Visi Dumai. Rencana pembangunan pelabuhan peti kemas ini tentunya diharapkan akan menjawab tingginya permintaan pengiriman barang menggunakan peti kemas yang diprediksi akan terus meningkat.
Aktivitas pelabuhan udara di Kota Dumai
PT. Pelindo I memperkirakan adanya pertumbuhan petikemas domestik dan Internasional sekitar 5 – 7 persen pertahun. Keberadaan pelabuhan peti kemas nantinya diharapkan akan mendukung percepatan kota Dumai Dumai menjadi daerah Klaster Kawasan Industri Hilir Kelapa Sawit (IHKS) sebagaimana yang pernah direncanakan Menteri Perekonomian RI dan Menteri Perindustrian RI.(advetorial)