MASIH simpangsiurnya data perolehan suara pasca kebijakan KPU Riau yang enggan menggunakan quick count pada Pilgubri 2013, tidak mengurangi minat banyak orang membahas putaran kedua. Apalagi bocoran hasil penghitungan sejumlah lembaga maupun institusi, laga ulang 2 pasang peraih suara tertinggi sangat memungkinkan terjadi.
Pasalnya, dari 5 pasang kandidat yang bertarung, tidak satupun yang perolehan suaranya melebihi 30 persen plus 1, sebagai syarat melenggang satu putaran. Berawal dari data yang berseliweran itu jugalah, kemudian terpetakan 2 pasang kandidat yang berhak tarung ulang. Mereka yakni pasangan nomor urut 1, H Herman Abdullah – H Agus Widayat (HEBAT) dan pasangan nomor urut 2, H Annas Maamun – H Arsyajuliandi Rahman (AMAN).
Jika data itu benar dan hasilnya sama dengan pleno KPU Riau pada tanggal 15 September mendatang, pertarungan sekandang tak terelakkan. Kedua pasangan ini, baik Herman Abdullah maupun Annas Maamun sama-sama dilahirkan dari rahim Partai Golkar. Masing-masing pasangan juga mewakili perpaduan wilayah pesisir dan daratan. Annas Maamun dan Agus Widayat dari pesisir, kemudian Herman Abdullah dan Arsyajuliandi Rahman dari daratan. Hebatnya lagi, Herman Abdullah dan Arsyajuliandi Rahman malah berkaitkelindan secara kekeluargaan.
Membaca kondisi yang ada, tensi politik diperkirakan tidak akan terlalu tinggi pada putaran kedua nanti. Paling tidak itu tergambar saat debat kandidat lalu. Dari 5 pasang kandidat yang tampil, mereka yang tidak terlihat saling serang. Jika untuk pasangan lain Arsyajuliandi Rahman atau akrab disapa Andi Rahman ikut bersuara, kepada nomor urut 1 itu tidak dilakukannya. Begitu juga Herman Abdullah yang tidak terlalu menggebu-gebu saat menanggapi visi misi pasangan nomor urut 2 yang berada disampingnya. Pemandangan berbeda terlihat ketika mereka saling debat dengan pasangan lainnya.
Sehebat dan setinggi apapun adrenalin pertarungan, hubungan kekeluargaan pasti tidak dapat dipisahkan. Namun yang namanya pertandingan atau pertarungan pasti menuntut lahirnya pemenang. Begitu juga dengan Pilgubri untuk menentukan nasib Riau 5 tahun kedepan. Hanya saja, laga sekandang minimal bisa membuat Riau sedikit tenang. Paling tidak, siapapun Gubri terpilih nanti tidak perlu diwarnai aksi demonstrasi dan diputuskan melalui Mahkamah Konstitusi.
Penulis:
Faisal Sikumbang
Tukang Cari Berita