BENGKALIS - Dengan telah dikeluarkannya izin prinsip pemakaian kawasan kehutanan oleh menteri kehutanan RI terhadap proyek tahun jamak (multi years/MY) kabupaten Bengkalis, Pemkab Bengkalis merealisasikannya tingkat selangkah lagi. Selanjutnya, Kelompok Kerja (Pokja) di Unit Layanan Pengadaan (ULP) yang menangangi lelang proyek tahun jamak itu tinggal mengumumkan siapa rekanan pemenang/pelaksana kegiatan tersebut.
Namun kalangan dunia usaha di Bengkalis, khususnya kontraktor berharap supaya penetapan pemenang lelang proyek tahun jamak sebanyak enam paket tersebut, sudah hampir dipastikan semuanya adalah perusahaan dari luar Bengkalis. Mereka juga meminta dalam pelaksanaan maupun penetapan pemenang proyek MY jangan sampai ada intervensi, baik dari kalangan eksekutif maupun legislatif serta lembaga lainnya. ” Penetapan pemenang lelang proyek tahun jamak harus betul-betul objektif, karena masyarakat akan mengawasinya apakah rekanan yang dimenangkan betul-betul kredibel atau karena ada titipan. Apalagi mengingat nilai satu paket proyek tahun jamak semuanya diatas Rp 200 milyar, sehingga bakal adanya KKN tidak tertutup kemungkinan,” ungkap Said Busra Mufrizal, ketua Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila (LP3) kabupaten Bengkalis, Kamis (11/7/2013).
Disebutnya, keenam paket yang semuanya pekerjaan jalan strategis berupa jalan poros dan lingkar itu merupakan juga pertaruhan besar sukses tidaknya pembangunan di Kabupaten Bengkalis pada periode 2010-2015 ini. Kalau dari awal sudah mengandung unsur KKN, alamat pekerjaan tidak akan maksimal dan bakal menuai masalah di kemudian hari.
Proyek MY di Bengkalis ini sentil Said, merupakan yang terbesar di Indonesia, setelah proyek Hambalang, yang harus berakhir di tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Semua stake holder yang terlibat jangan main-main apalagi melakukan kongkalikong serta intervensi, karena proyek tahun jamak yang menelan dana Rp 2,4 trilyun ini sudah ada dalam pantauan KPK atau institusi penegak hukum lainnya. ” Mudah-mudahan dalam bulan Juli ini penetapan pemenang lelang proyek tahun jamak itu sudah diumumkan. Lantas, usai lebaran Idul Fitri realisasi fisik juga sudah mulai berjalan, termasuk proses sanggahan yang kini tengah berlangsung di PTUN Pekanbaru,” tambah Said Busra.
Terpisah, ketua Gabungan Pengusaha Konstruksi Nasional (Gapeknas) Bengkalis Fitra Budiman menyebutkan perusahaan pelaksana proyek MY diharap juga menggandeng rekanan lokal, menjadi sub kontraktor pelaksana proyek tahun jamak tersebut. Diakuinya, rekanan yang ikut lelang proyek MY lebih didominasi perusahaan dari pekanbaru serta dari Jakarta. ” Untuk paket kegiatan dengan grade besar diatas Rp 200 milyar, untuk proyek tahun jamak tersebut peserta lelangnya didominasi perusahaan luar Bengkalis. Hanya saja kita berharap perusahaan pemenang lelang, dapat bermitra menggandeng rekanan lokal yang betul-betul komit memajukan daerah ini,” saran Fitra Budiman, yang juga wakil ketua Kadin itu.(d’ril)