Koordinator LIRRA, Ahmad Maritulius, SE
“ Kalau mau jujur, Riau ini seakan dibiarkan berjalan sendiri. Setelah PON yang tidak mendapat dukungan penuh, sekarang ISG pula yang mau diobok-obok. Jangan pancing amarah rakyat Riau,”
Ahmad Maritulius, SE
Koordinator LIRRA
PEKANBARU – Keputusan sepihak yang diambil Menpora RI, Roy Suryo terkait pemindahan pelaksanaan ivent internasional Islamic Solidarity Games (ISG) dari Propinsi Riau ke pusat ibukota di Jakarta mengundang kecewa.
Koordinator Liga Rakyat Riau (LIRRA), Ahmad Maritulius, SE menilai Menpora Roy Suryo secara tidak langsung telah mempermalukan Propinsi Riau di tingkat nasional maupun internasional. Sebagai bagian dari Republik Indonesia, semestinya pemerintah pusat tidak memperlakukan Riau sebagai anak tiri. “ Bumi Lancang Kuning telah memberikan kontribusi yang besar untuk republik ini. Seyogyanya pemerintah pusat memberikan dukungan, bukannya malah mematahkan. Kalau menurut Menpora ada kendala untuk pelaksanaan ISG di Riau, semestinya dia turun untuk mengatasinya. Bukan malah memindahkan seenak perutnya saja,” ujar Ahmad Maritulius berang.
Dikatakan Ahmad Maritulius, ketidakberpihakan pemerintah pusat itu sebenarnya sudah dirasakan sejak Riau ditunjuk sebagai tuan rumah pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII lalu. Namun berkat kegigihan Gubernur Riau serta panitia yang dibentuk, helat skala nasional itu akhirnya berhasil dilaksanakan. “ Kalau mau jujur, Riau ini seakan dibiarkan berjalan sendiri. Setelah PON yang tidak mendapat dukungan penuh, sekarang ISG pula yang mau diobok-obok. Jangan pancing amarah rakyat Riau,” tegas Ahmad Maritulius.
Pada sisi lain, pentolan Masyarakat Pesisir Riau (MPR) Madani, H Jailani meminta pemerintah pusat agar bisa menyikapi setiap persoalan secara arif. Apalagi penunjukan Riau sebagai tuan rumah sudah melalui keputusan presiden. “ Sebagai Menpora, Roy Suryo seyogyanya mengamankan keputusan yang sudah dibuat oleh Presiden RI. Artinya, kalau menurut dia masih ada kekurangan persiapan, dia yang harus turun menyelesaikannya,” sebut H Jailani.
Lebih lanjut dikatakannya, penunjukan Riau sebagai tuan rumah itu juga sudah diketahui oleh kalangan internasional. Apalagi pada saat itu Gubernur Riau, HM Rusli Zainal langsung yang menerima bendera ISH dari Presiden ISG di Jeddah. “ Orang Riau sudah cukup lama menahan diri atas ketidakadilan yang dirasakan. Benar kata Gubernur Riau, kalaupun dia sedang bermasalah dengan hukum, bukan berarti Riau bisa diperlakukan sesuka hati. Menpora tolong jaga marwah Bumi Melayu,” ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur Riau, HM Rusli Zainal yang juga Ketua pelaksana ISG III tahun 2013, HM Rusli Zainal menilai keputusan Menpora tidak menghargai jerih payah dan perjuangan panitia daerah, agar pelaksanaan iven internasional tersebut tetap bisa terlaksana di Riau, sebagaimana yang telah diputuskan sebelumnya melalui Keputusan Presiden. “ Harusnya Menpora memberikan solusi, mendorong pembangunan daerah sesuai semangat otonomi melalui olahraga. Ini yang sedang kami perjuangan dan sudah disiapkan lahir batin selama 3 tahun. Tapi semuanya seperti tidak ada dihargai sama sekali oleh Menpora,” tegas Gubri pada wartawan kemarin.
Menyikapi persoalan ini, Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo sebagai dikutip dari detikcom mengaku pemindahan tempat penyelenggaraan Islamic Solidarity Games (ISG) 2013 dari Riau ke Jakarta justru untuk menyelamatkan Riau. ” Kalau melihat aspirasi yang ada di sana, suasana persiapan ISG sama sekali tidak ada. Saya sudah berikan kesempatan yang bersangkutan tapi tidak terlaksana,” ujar Roy, Rabu (24/4/2013).
Keputusan tersebut menurutnya diambil karena Riau dinilai masih menghadapi banyaknya masalah, seperti venue yang belum rampung dan kasus korupsi PON 2012 yang melibatkan Gubenur Riau sekaligus ketua pelaksana ISG Rusli Zaenal. Riau pun dianggap tak mampu melanjutkan persiapan event internasional tersebut. ” Banyaknya masalah seperti para LO yang sudah terlanjur dilatih. Stadion Utama sudah pasti tidak bisa. Pemerintah Riau tidak sanggup selesaikan. Tanggungan biaya sulit dipenuhi dengan status Gubernur saat ini. Fasilitas aquatic pun tak tercukupi,” lanjut Roy.
Untuk mendukung pendapatnya, Menpora Roy Suryo mengaku juga sudah mendengar pendapat banyak pihak. Salah satunya datang dari Wakil Gubernur Riau, HR Mambang Mit. ” Saya sudah mendengar dari semua pihak. Terakhir, saya justru mendengar dari pihak Riau. Saya datangkan pihak netral dan tak terlibat di kepanitiaaan. Wagub pun sempat saya tanya. Saya tidak mendengar (dari) satu pihak,” tukasnya.(isa)