Memimpin banyak orang, bukan pekerjaan gampang. Apalagi di era reformasi, dimana semuanya berhak untuk mengkritisi. Sepanjang sifatnya membangun mungkin tak jadi persoalan. Sayangnya, yang kerap muncul ke permukaan lebih banyak bernada hujatan.
MENGHADAPI situasi seperti ini, butuh kedewasaan dan pengertian yang tinggi. Pemimpin yang baik tidak boleh terpancing emosi. Sikap ini jugalah yang ditunjukkan Walikota Dumai, H Khairul Anwar, saat kepemimpinannya panen kritikan.” Makin tinggi pohon, makin kencang angin yang menerpanya. Saya tidak persoalkan orang-orang yang menghujat, karena nawaitu saya tetap memberikan pengabdian terbaik untuk masyarakat,” ujar H Khairul Anwar saat makan bersama di pelataran kaki lima.
Memasuki tahun 2013 ini, sudah hampir 3 tahun pula H Khairul Anwar menakhodai biduk negeri ini. Usia yang tentunya masih tergolong muda, kendati tidak bisa dijadikan alasan mandegnya roda pembangunan. Dalam perjalanan kepemimpinannya, banyak liku serta gelombang yang dihadapi. Tidak hanya secara politis, namun juga dari pihak-pihak yang sejak semula sudah “tidak se-garis”.
Untung saja, H Khairul Anwar tegar. Tekanan yang tidak terkait dengan kepentingan pembangunan, tidak dijadikan sebagai pemikiran. Apalagi pressure politik yang tujuannya untuk mengutak-atik. “ Saya paham apa yang mereka inginkan, tapi kalau tujuannya bukan untuk kepentingan masyarakat, mana mungkin saya kabulkan. Kita semua akan mati, saya tidak ingin azab di akhirat nanti,” ujarnya serius.
Mantan banker ini berharap, semangat perubahan yang diusungnya bisa dipahami dan didukung bersama. Perubahan itu tidak hanya dalam bentuk fisik, namun juga pada sikap dan prilaku. Setelah itu bisa dilakoni, maka tidak perlu lagi ada gesekan disana-sini.” Kita semua punya kekurangan, tetapi tidak boleh saling menyalahkan. Saya tidak menolak untuk dituntun, tapi lakukanlah dengan cara-cara yang santun,” ungkap H Khairul Anwar sambil tersenyum.
Pada kesempatan itu, dirinya juga mengungkapkan impian besar yang mesti diwujudkan untuk kemajuan Dumai kedepan. Kendati miskin Sumber Daya Alam, namun dimatanya Dumai kaya potensi untuk peningkatan ekonomi. Sebagai daerah yang berada di kawasan strategis, Kota Dumai bisa menjadi pintu gerbang ekonomi Sumatera dan Indonesia. Namun untuk mewujudkannya, seluruh lini harus bergandengan tangan, terutama para pemangku kebijakan. “ Daerah kita ini kaya, banyak potensi yang bisa dikelola. Terutama dari sektor kepelabuhan, perkebunan dan pertanian, termasuk perikanan. Namun mewujudkannya harus dilakukan bersama-sama,” papar walikota.
Dalam rangka mendapatkan perhatian dari Jakarta, Khairul Anwar berupaya membangun komunikasi hingga level menteri. Melalui jaringan yang ada, sedikit banyaknya dukungan mulai terasa. Diantaranya untuk perbaikan dan peningkatan sejumlah ruas jalan. Kondisi jalan yang semula mengalami kerusakan, saat ini sudah dilakukan perbaikan. Selanjutnya secara bertahap dilakukan pembangunan dan pembenahan insfrastruktur lainnya yang dibutuhkan. “ Apapun ceritanya, insfrastruktur harus dibenahi. Kita tidak mungkin gunakan dana sendiri, makanya harus lobi sana-sini. Alhamdulillah, kita dapat bantuan pusat untuk perbaikan dan peningkatan ruas jalan. Kalau jalannya sudah bagus, ekonomi masyarakat mudah-mudahan bisa ikut bagus,” jelas Khairul Anwar.
Ditengah beragam upaya yang dilakukan, H Khairul Anwar tetap tidak lepas dari kritikan maupun hujatan. Sejumlah pihak menilai, belum ada yang diperbuat dan pembangunan Dumai dianggap masih jalan ditempat. “ Jadi pemimpin itu memang butuh kesabaran dan pengorbanan, termasuk korban perasaan. Tapi saya ikhlas saja,” ujarnya sembari tertawa.(isa)