Untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa menghalangi kelancaran arus mudik Lebaran Idul Fitri tahun ini, Polisi Daerah (Polda) Riau siap menurunkan 2/3 kekuatan dari keseluruhan personelnya.
Rencananya, operasi pengamanan mudik ini masih diberi nama serupa denga tahun kemarin. Yaitu ‘operasi ketupat’. Hal itu disampaikan AKBP Anggaria Lopis, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Riau kepada wartawan, Rabu (8/8) siang tadi.
Dalam penjelasannya, 2/3 personel yang dimaksud terdiri dari seluruh jajaran kepolisian yang ada di Riau. “Seperti Polisi Resort kabupaten/kota dan jajaran yang dibawahinya,” jelas Anggaria.
Sebagai persiapan, pada beberapa hari lalu, sudah dilakukan pelatihan. Tujuannya, memberi penjelasan ke anggota yang termasuk dalam operasi ketupat, tugas-tugas yang harus dilaksanakan.
Kata Anggaria, personel polisi akan diletakkan pada semua titik yang dijadikan pemudik sebagai tempat lalunya. Namun demikian, titik tertentu juga mendapatkan perhatian khusus.
“Seperti wilayah yang rawan longsor di Rantau Berangin Kampar. Daerah rawan macet seperti pasar tumpah di Air tiris. Daerah jalan rusak yang belum diperbaiki seperi jalan lintas timur Sumatera. Daerah rawan banjir seperti Kuansing, Pelalawan dan Rokan Hilir. Dan Lokasi Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU),” terangnya.
“Selain itu itu tempat-tempat ibadah juga akan dipantau. Begitu juga dengan orang yang meminta sumbangan dijalan, itu juga akan diawasi karena menyebabkan macet,” tambahnya.
Penetapan wilayah tersebut, katanya, berdasarkan survei yang dilakukan polisi sebelumnya. “Jadi, posko-posko yang sudah dibangun berdasarkan survei,” tukasnya.
Anggaria mengatakan, pada tanggal 10 Agustus 2012 akan ada gelar pasukan di Polda Riau, terkait operasi ini. Usai gelaran, semua personel langsung bergerak ke posko yang sudah disiapkan. “Operasi semata-mata untuk meningkatkan kenyamanan masyarakat selama mudik. Biar masyarakat aman,” harapnya.
Anggaria berharap, masyarakat bisa lebih berhati-hati selama mudik. Tidak mengendarai motor dan mobil secara ugal-ugalan. Kalau bisa, agar lebih aman, masyarakat tidak memakai motor,” pungkasnya. (beritaazam.com)