“ Selagi masih diberikan kesempatan untuk berkarya, saya akan terus bekerja. Hidup ini adalah pengabdian dan usainya adalah kematian. Apa yang saya miliki akan didedikasikan untuk negeri yang kita cintai ini,”
DR H Syamsurizal, SE, MM
KAMPUNG Penapat, pulau kecil yang berada di tepi Selat Malaka menyimpan sejuta cerita. Khususnya bagi putra ke empat Amir El Walid dan Aminah yang diberi nama Syamsurizal. Dalam perjalanan hidupnya, anak pulau kelahiran 25 Juni 1955 ini bak permata berkilau.
Syam kecil dikenal enerjik. Layaknya anak-anak, dirinya aktif dan gemar bermain. Perbedaan dengan anak kebanyakan, se-asik apapun bermain Syam yang mulai menginjakkan kaki di dunia pendidikan pada tahun 1961 ini tidak lupa untuk belajar. Selain olahraga, membaca menjadi salah satu hobi utamanya. Julukan “kutu buku” melekat pada suami Siti Fauziah Siregar yang dipersunting pada 5 Agustus 1963 lalu itu.
Tidak ada kata berhenti untuk belajar dalam semboyan hidupnya. Usai menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Ekonomi Universitas Riau, pria yang menguasai sejumlah bahasa asing ini mengikuti program Magister Management di Universitas Padjajaran Bandung pada tahun 2000. Kemudian melanjutkan pendidikannya ke New Zealand untuk program Urban Financial Management Training.
Syamsurizal yang kini menjabat sebagai Kepala Inspektorat Propinsi Riau itu juga pernah berguru di Negeri Kangguru. Selama di Australia, Syamsurizal mengikuti Study Orientasi pada UFMT. Syam juga pernah belajar di Negeri Paman Sam. Selama berada di tanah Amerika, dirinya mengikuti Reinventing Government Course. Tidak hanya itu, Syam juga menuntut ilmu hingga ke Paris dan negeri China. Hadist yang pernah dibacanya diwaktu kecil, Utlubul Ilma Walau Bissin sepertinya terbayar sudah.
Ditengah ketekunannya belajar, Syamsurizal tidak pernah meninggalkan sholatnya. Dia bahkan hampir setiap malam mengamalkan sholat tahajud sejak mudanya. Peraih gelar Doktor dari salah satu universitas di negeri jiran Malaysia ini menyadari pentingnya keseimbangan emosional dan spiritual. Hal ini juga mungkin yang akhirnya membentuk kepribadian bersahaja dalam dirinya.
Wajar, jika belakangan sosok DR H Syamsurizal, SE, MM – nama lengkapnya kini – memiliki pemikiran dan gagasan yang bernas. Melalui artikel yang pernah ditulis serta buku-bukunya, pribadi Syamsurizal mencerminkan sosok yang visioner dan memiliki pandangan yang jauh kedepan. Syam adalah perpaduan intelektual, innovator, ekonom, seniman dan politikus. Dirinya juga pemikir Islam dalam kekiniannya.
Syam memikirkan kebijakan mengenai ekonomi rakyat, budaya Melayu dan Bagi Hasil Minyak yang keseluruhannya itu untuk kemajuan generasi penerus nanti. Saat menjadi pemimpin di Negeri Junjungan, Syam juga juga memposisikan diri sebagai pelayan dan bukan dilayani. Syamsurizal sangat menghormati para seniornya di daerah dan di pusat serta dikenal dekat dengan kalangan wartawan. Pengabdiannya untuk rakyat tidak perlu diragukan lagi.
Pikiran dan gagasan yang cemerlang dari Syamsurizal bukan hanya untuk Bengkalis tempatnya mengabdi selama 2 periode menjadi bupati, namun juga untuk Riau dan Indonesia. Kebijakannya mengenai pendidikan merupakan karya monumental paling bersejarah bagi negeri ini. “ Selagi masih diberikan kesempatan untuk berkarya, saya akan terus bekerja. Hidup ini adalah pengabdian dan usainya adalah kematian. Apa yang saya miliki akan saya dedikasikan untuk Riau ini,” ujar DR H Syamsurizal, SE, MM saat ditemui Riau Pesisir di kediamannya.(isa)