RiauPeople.com, Jakarta – Tarik-ulur kebijakan energi khususnya soal penanganan anggaran BBM subsidi membingungkan masyarakat dan pelaku usaha. DPR tidak sinkron menentukan arah kebijakan energi.
“Masalahnya karena tarik-menarik. Politisi kita menurut saya tidak sinkron pola pikirnya sehingga tidak bisa sepakat untuk memilih yang terbaik,” jelas mantan Menteri BUMN, Tanri Abeng saat berbincang dengan detikFinance, Rabu (2/5/2012).
Padahal, masyarakat membutuhkan langkah konkret. Jangan sebatas wacana, hingga membingungkan seluruh pihak. DPR dan pemerintah terlalu banyak kompromi.
“Selalu tarik-menarik dan pada akhirnya kompromi. Ini akhirnya tidak memperoleh yang terbaik. Tidak pernah dapat optimum result,” kata Tanri.
Ia menambahkan, anggota DPR harus berpikir jernih. Jangan melihat kepentingan golongan, namun negara secara utuh.
“Mereka (pemerintah) seyogyanya memiliki komunikasi yang efektif dengan para politisi. Dengan demikian kesepakatan bisa diambil yang terbaik,” ucapnya.
“Politisi jangan hanya mau populer,” tegas Tanri.
Lalu apa yang harus pemerintah lakukan? Pembatasan atau kenaikan!
“Memilih-milih itu susah. Kalau saya, jangan setengah-setengah. Pilih! Karena sistem pengawasan akan susah. Pilih terbaik dan all of that,” imbuhnya. Sumber Detik.com