Masyarakat Pulau Padang mendirikan tenda saat menggelar aksi demonstrasi di Kantor Bupati Meranti.(Defriyanto)
MERANTI (riaupeople) – Masyarakat Pulau Padang Kabupaten Kepulauan Meranti terus berjuang. Penolakan mereka terhadap aktifitas PT RAPP yang dinilai menghancurkan lingkungan sudah jadi harga mati. Kalau di Jakarta warga menjahit mulut sendiri, di Meranti mereka melantunkan kalam Illahi.
Dari dalam tenda warga yang menggelar aksi demonstrasi di pagar Kantor Bupati Meranti, terdengar lantunan ayat suci. Surat Yasin yang dibaca bersama menggetarkan hati orang-orang yang mendengarnya. Apalagi mereka juga menggelar do’a bersama berharap agar para pemimpin dibukakan mata hatinya. “ Kami sudah mengadu kemana-mana, tidak hanya di daerah tapi juga ke pusat sana. Tapi apa yang kami adukan sepertinya tidak ada yang mendengarkan. Malam ini kami mengadu kepada Allah, mudah-mudahan dibukakan pintu hati para pemimpin kami,” ujar mereka yang diantaranya juga ada yang berurai air mata.
Dikatakan warga, apa yang mereka lakukan itu adalah untuk kepentingan bersama. Penghentian operasional PT RAPP harus dilakukan untuk menyelamatkan Pulau Padang. “ Kalau perjuangan yang kami lakukan ini dikatakan kepentingan sekelompok orang, itu bohong besar. Kami bukan diprovokasi, tapi ini panggilan hati nurani,” tegas M Ikhwan kepada wartawan.
Dikatakan M Ikhwan, warga memiliki harapan besar agar Bupati dan Ketua DPRD Meranti menerbitkan rekomendasi pencabutan SK Menhut nomor 327 tahun 2009 itu. “ SK itu yang digunakan perusahaan untuk menjarah isi hutan dan lahan di Pulau Padang. Ribuan masyarakat pulau padang yang sudah turun temurun menggantungkan hidup dari berkebun sagu, karet dan palawija serta bercocok tanam lainnya terkesan dipaksa dialihkan ke tanaman akasia. Melalui doa bersama ini, mudah-mudahan Allah mengabulkan permohonan kami. Jika mereka tidak juga mengeluarkan rekomendasi untuk pencabutan SK Menhut, mudah-mudahan Allah menurunkan laknatNya,” sebut M Ikhwan.
Hingga kemarin, ribuan masyarakat petani dari berbagai wilayah di Pulau Padang Kecamatan Merbau tetap bertahan menunggu kedatangan Bupati Meranti, Irwan Nasir. Mereka mendirikan tenda di pintu masuk kantor Bupati Kepulauan Meranti Jalan Dorak Kota Selatpanjang.
Ribuan massa itu datang menggunakan belasan pompong sejak, Selasa (27/12/11) siang kemarin. Tidak kurang 5000 jiwa masyarakat yang terdiri dari anak-anak, dewasa maupun orang tua ikut dalam aksi itu. Sesampainya di Pelabuhana Dorak, mereka membentuk barisan dan berjalan kaki sekitar 2,5 kilometer menuju pintu masuk Kantor Bupati dan DPRD Kabupaten Kepulauan Meranti.
Usai mengumandangkan lagi Indonesia Raya sesampainya di depan kantor Bupati, mereka memulai melakukan orasinya. “ Kedatangan kami ke sini dalam rangka membantah pernyataan Bupati Kepulauan Meranti yang menyebutkan Pulau Padang tidak berpenghuni. Kami juga ingin membantah pernyataan anggota DPRD Meranti, Rubi Handoko alias Akok yang menyebutkan warga yang menjahit mulut di Jakarta bukan warga Pulau Padang,” tegas Ketua Badan Perwakilan Antar Desa se-Kecamatan Merbau, Suratno dalam orasinya dari atas becak di hadapan ribuan masyarakat Pulau Padang.
Mantan Sekretaris Badan Perjuangan Pembentukan Kabupaten Kepulauan Meranti, Tarmizi AP menyampaikan pemekaran Meranti menjadi Kabupaten yang berdiri sendiri tidak akan pernah terbentuk jika masyarakat Pulau Padang dan Kecamatan Merbau tidak ikut memberikan dukungan. “ Masyarakat Pulau Padang khususnya dan Kecamatan Merbau umumnya adalah bagian dari Kabupaten Kepulauan Meranti. Persoalan mereka adalah persoalan kita bersama. Pemerintah Kepulauan Meranti harus lebih serius lagi, jangan malah menutup diri,” ujar Tarmizi AP mengingatkan.
Sementara dari Jakarta dilaporkan, peserta aksi jahit mulut di depan gedung DPR-RI telah memasuki hari ke-16. Budiono salah seorang peserta jahit mulut dilarikan ke RSCM. Kondisi warga asal Desa Meranti Bunting saat dibawa sudaah lemah sekali. ” Memasuki hari ke 16, Budiono warga asal Desa Meranti Bunting dibawa ke RSCM dengan taksi karena kondisinya mulai kritis,” ujar Koordinator Aksi, M Ridwan kemarin melalui selulernya.