JAKARTA (riaupeople) – Pemerintah Indonesia mengajak negara-negara Asia-Pasifik agar mengembangkan komitmen global mendukung kebijakan di bidang ketenagakerjaan dengan mengutamakan perlindungan sosial dan penciptaan kesempatan kerja bagi tenaga kerja muda.
Ajakan itu disampaikan pada pertemuan Regional Asia Pasifik ILO Ke-15 di Jepang yang dilaksanakan mulai tanggal 5-7 Desember 2011. Indonesia sendiri sebagai salah satu anggota organisasi perburuhan internasional (ILO) mempunyai komitmen untuk mencapai Decent Work for All atau Pekerjaan yang layak untuk semua di seluruh Indonesia.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar saat memberikan pidato pembukaan mengatakan Indonesia telah melaksanakan konsep itu dengan melibatkan kerjasama antara pemerintah, pengusaha dan serikat pekerja yang tergabung dalam Lembaga Kerja Sama (LKS) Tripartit Nasional. “ Kerjasama erat dalam pelaksanaan decent work ini dapat mewujudkan iklim investasi dan iklim usaha yang kondusif dan menciptakan lapangan kerja guna mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia,” kata Muhaimin melalui rilisnya kepada riaupeople.com, Selasa (6/12/11).
Muhaimin mengatakan konsepsi Decent Work for All bertumpu pada 4 (empat) pilar, yakni penghargaan atas hak-hak dasar di tempat kerja, kesempatan kerja, dialog sosial dan perlindungan sosial. “ Pelaksanaan konsep decent work di Indonesia dapat diwujudkan dengan membangun hubungan industrial yang harmonis antara pemerintah, manajemen perusahaan dan serikat pekerja,” ujar Muhaimin.
Satu pilar yang penting untuk kondisi ketenagakerjaan saat ini, sebagaimana dikatakan Muhaimin adalah employment atau kesempatan kerja. Oleh karena itu pihak pengusaha, manajemen dan serikat pekerja harus bekerja sama menjaga hubungan industrial agar dapat menciptakan lapangan kerja baru.
Tidak hanya itu, dijelaskan Muhaimin dalam komitmen global diperlukan kerjasama dalam mempromosikan strategi pertumbuhan pembangunan dengan mengutamakan pengembangan kebijakan di sektor ketenagakerjaan, terutama untuk penyediaan kerja bagi pekerja muda. “ Negara-negara Asia-Pasific yang tergabung dalam ILO diharapkan mernbuka dan menciptakan kesempatan kerja bagi para pemuda (25 tahun kebawah) untuk mengurangi angka pengagguran melalui pelatihan keterampilan, pendidikan, proses sertifikasi, program wirausaha dan lainnya,” sebut Muhaimin.
Salah satu konsep yang ditawarkan adalah program pemagangan yang menjadi satu kunci dalam membuka kesempatan kerja bagi kaum muda. Program ini, dapat mengembangkan keahlian kerja pagi para tenaga kerja muda dan menumbuhkan dorongan kerja.
Pada kesempatan itu, Muhaimin juga menyampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pertemuan International Labour Conference pada Juli lalu juga menyatakan bahwa semua pihak harus bekerja keras dan berkoalisi dalam menyelesaikan masalah pengangguran muda di tingkat usia 15 tahun hingga 24 tahun.(*)