JAKARTA (riaupeople) – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) kecewa. Menteri Perdagangan, Gita Wirjaman dianggap tidak jauh berbeda dengan Mari Elka Pangestu. Pasalnya, kebijakan yang ditelorkannya belum berpihak pada kesejahteraan petani. Buktinya, untuk tahun depan pemerintah masih berencana untuk mengimpor 500 ribu ton gula. “ Impor gula ini memperlihatkan ketidakberpihakan pemerintah di sektor perdagangan terhadap kesejahteraan Petani. Menteri perdagangan yang sekarang ternyata sama saja dengan Mari Elka Pangestu ketika menjadi Menteri Perdagangan,” tegas Anggota Komisi IV DPR Ma’mur Hasanuddin, Senin (28/11/11) di Jakarta.
Dikatakannya, rakyat Indonesia tidak akan kelaparan dan tidak pula mengalami guncangan ekonomi yang begitu berat jika negeri ini mengalami kekurangan gula selama 3 bulan. Kekesalan Ma’mur bertambah-tambah mengingat menteri perdagangan saat ini diperkuat oleh wakil menteri yang selama ini dikenal berpihak pada petani dan nelayan. “ Namun pada kenyataannya sekarang, stigma keberpihakan Wamendag yang pribadinya dikenal pro petani akan segera hilang,” sebut Ma’mur.
Keberpihakan pemerintah pada petani tebu, sebagaimana dikatakan Ma’mur ke detikfinance.com seharusnya dilakukan secara maksimal. Pasalnya, tebu merupakan sektor perkebunan di mana sistem kelembagaannya sangat ideal buat petani. Sangat berbeda dengan sektor perkebunan lainnya seperti kakao atau kelapa sawit di mana kelembagaannya dikuasai oleh raksasa-raksasa perusahaan. “ Biasanya pemerintah memberikan izin sejumlah BUMN untuk impor pada Januari 2011 hingga April. Alasan yang selalu dipakai adalah untuk menutupi kekurangan pasokan gula di dalam negeri sebelum musim giling periode Januari-April 2011,” jelas Ma’mur.
Untuk itu Ma’mur meminta kepada pemerintah melalui Menteri Koordinator Perekonomian dan Menteri Perdagangan agar meninjau ulang kebijakan impor gula yang dilakukan secara ritual tahunan di 3 bulan pertama tiap tahunnya. ” Cobalah pemerintah tidak impor gula, sebagai bukti berpihaknya pemerintah kepada petani. Kami yakin, akibat tidak impor gula, rakyat tidak akan kelaparan. Saatnya pemerintah menunjukkan keberpihakannya, jangan berpikir mencari keuntungan semata,” pungkas Ma’mur Hasanuddin.
Seperti diketahui, Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan tahun ini produksi gula hanya 2,3-2,4 juta ton. Sehingga menurut Bayu, di awal 2012 Indonesia kekurangan gula antara 300.000-500.000 ton. Produksi gula kristal putih (GKP) tahun ini dipastikan tak sesuai dengan target kebutuhan 2,7-2,8 juta ton. Dengan demikian awal tahun depan Indonesia akan impor gula 300.000-500.000 ton.(*)