” Penangkapan dilakukan pada 19 Oktober 2011 pukul 04.45 di Perairan Laut China Selatan. Nama kapal yang ditangkap adalah KM. Terubuk berbendera Indonesia asal Karimata menuju Kuantan, Malaysia dengan muatan 15 ton pasir timah.,”
Andhi Pramono
Kasi Operasi KWBC Khusus Kepri
KEPRI (riaupeople) – Kasi Operasi KWBC Khusus Kepulauan Riau Andhi Pramono menyebutkan Ditjen Bea dan Cukai berhasil menggagalkan penyelundupan pasir timah tujuan Malaysia. Nilai kerugian bisa mencapai Rp 2 miliar. ” Penangkapan dilakukan pada 19 Oktober 2011 pukul 04.45 di Perairan Laut China Selatan. Nama kapal yang ditangkap adalah KM. Terubuk berbendera Indonesia asal Karimata menuju Kuantan, Malaysia dengan muatan 15 ton pasir timah.,” ujar Andhi Pramono, Kamis (20/10/2011).
Modus penyelundupan ini , kapal tersebut mengangkut barang tanpa dilindungi oleh dokumen dan mengangkut barang yang terkena larangan dan pembatasan. Jalur yang dilewati kapal tersebut adalah jalur lautan lepas dengan kondisi alam yang ekstrem untuk menghindari patroli laut Bea Cukai. ” ABK yang diamankan 4 orang, aset dan nilai kerugian negara kurang lebih Rp 1,5 miliar sampai Rp 2 miliar,” tukas Andhi.
Sebagaimana diberitakan riaupeople.com sebelumnya, aktifitas pencurian pasir yang marak dilakukan oknum pengusaha kapal keruk sangat meresahkan masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti, khususnya para nelayan yang ada di Pulau Rangsang. Pasalnya, ikan sulit didapat karena air laut keruh akibat aktifitas pengerukan pasir yang diduga dilakukan secara illegal itu.
Nelayan setempat, Jang dan Wardi saat ditemui mengaku kondisi itu sudah berlangsung lama. Sayangnya belum terlihat tindakan yang dilakukan oleh pemerintah maupun instansi terkait yang ada di Meranti. “ Kami meminta pemerintah kabupaten melalui dinas dan instasi terkait agar segera mengambil langkah tegas. Salah satunya menangkap kapal-kapal keruk pasir asal Tanjung Balai Karimun yang beroperasi di wilayah tangkapan kami. Pencurian biji timah, pasir kuarsa maupun pasir laut itu kerap dilakukan saat dinihari,” ungkap Jang dan Wardi saat ditemui, Kamis (20/10/11).
Menyikapi maraknya aktifitas kapal keruk yang menjarah kekayaan alam bawah laut Pulau Rangsang, anggota Tim Pengawasan Wilayah Pulau Terluar Negara Kesatuan RI, Ramlan Abdullah saat dihubungi riaupeople.com mengaku sangat prihatin. “ Kalau itu benar terjadi, tentu sangat kita sesalkan sekali. Kita menghimbau aparat hukum atau instansi terkait agar segera mengambil langkah pencegahan. Jika terbukti kapal-kapal itu melakukan pencurian, tangkap saja,” tegas Ramlan Abdullah.(dtc/nto)