“ Kalau kami kumpulkan semua hasil tangkapan nelayan gumbang yang ada di Insit ini, dalam satu minggu bisa menghasilkan ratusan kilo ikan lomek kering atau Sagang. Harganya di pasaran sekitar 42 sampai 45 ribu perkilonya. Kalau ikan lomek basah hanya 5 ribu rupiah perkilonya,”
Iwan
Nelayan Gumbang Desa Insit
MERANTI (riaupeople) – Desa Insit yang berada di Kecamatan Tebing Tinggi Timur Kabupaten Kepulauan Meranti dikenal sebagai salah satu daerah sentra penghasil ikan lomek terbesar. Jika berkunjung ke daerah ini, mulai dari pelabuhan hingga sepanjang kawasan pemukiman akan terlihat lokasi pengolahan ikan lomek kering yang akrab disebut Sagang. Lebih-lebih saat musim kemarau, dimana tempat luang akan dijadikan lokasi penjemuran ikan lomek, termasuk ikan gonjeng dan udang duri.
Saat menapak kaki di desa ini, aktifitas itu terlihat marak sekali. Masyarakat setempat tunak mengolah ikan-ikan itu untuk dikeringkan. Sayangnya, peralatan yang mereka gunakan terlihat Cuma seadanya. Tempat pengeringan ikan yang pernah dibantu Pemprov Riau beberapa waktu lalu kondisinya sudah memprihatinkan.
Menurut salah seorang Nelayan Gumbang Desa Insit, Samad (54) yang ditemui disela-sela aktifitasnya, Rabu (5/10/11) kemarin mengaku kondisi tempat penjemuran ikan yang ada sudah lapuk. Kondisi itu sudah berjalan hampir dua tahun. Karena terkendala biaya perbaikan, mau tidak mau tetap dipergunakan untuk tempat pengeringan. “ Hanya perlu berhati-hati, kalau tidak bisa terjun ke laut saat menjemur ikan hasil tangkapan gumbang,” ujarnya sambil tersenyum.
Dikatakannya, masyarakat sebenarnya sudah pernah melakukan perbaikan secara swadaya. Namun karena keterbatasan dana, ketahanannya tidak bisa dijamin. “ Kami gotong-royong memperbaikinya. Kami usahakan juga mengganti tiang dari kayu nibung atau kayu yang lainnya. Namun kekuatannya tidaklah bisa bertahan lama,” ujar Samad.
Pihaknya berharap pemerintah bisa memberikan perhatian serta dukungan terhadap usaha yang sudah dirintis secara turun-temurun itu. “ Ya memang beginilah kondisi kami di sini Pak, tempat penjemurannya seadanya dan di pinggir jalan lagi. Untuk buat tempat khusus butuh biaya besar, mudah-mudahan saja pemerintah mau memberikan perhatian,” harapnya.
Sementara itu, Iwan (36) yang juga merupakan Nelayan Gumbang Desa Insit saat ditemui mengatakan untuk satu alat tangkap gumbang minimal mendapat lebih kurang 50 kilogram ikan lomek basah dan berbagai jenis ikan lainnya. “ Kalau kami kumpulkan semua hasil tangkapan nelayan gumbang yang ada di Insit ini, dalam satu minggu bisa menghasilkan ratusan kilo ikan lomek kering atau Sagang. Harganya di pasaran sekitar 42 sampai 45 ribu perkilonya. Kalau ikan lomek basah hanya 5 ribu rupiah perkilonya,” ujar Iwan sambil menjemur ikan lomeknya.(nto)