TELUK KUANTAN – Kondisi sungai Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau semakin memprihatinkan, aktifitas penambangan ilegal telah memenuhi sepanjang sungai. Mulai dari hulu hingga hilirnya. Ratusan penambang liar beroperasi tanpa tersentuh aparat penegak hukum. “Aktifitas penambangan ini telah merugikan kami masyarakat yang selama ini menetap dan menggantungkan kehidupan kami pada Batang Kuantan, sekarang sejuknya air Kuantan tak dapat lagi kami nikmati,” keluh Amrizal salah seorang pemuda setempat.
Dari pantauan sejumlah wartawan di lapangan, para penambang dengan menggunakan mesin penyedot telah mengeruk hingga ke dasar sungai. Sementara untuk memisahkan antara lumpur dengan biji emas, digunakan cairan mercuri yang sangat membahayakan. “Kalau tidak menggunakan mesin 2 PK ini, kami tak dapat menyedot dasar sungai. Padahal kandungan emas biji yang terbesar itu berada hingga kedalaman 3 meter dasar sungai,” jelas salah seorang penambang dilokasi.
Untuk memisahkan biji emas dengan lumpur dan pasir, penambang di sepanjang sungai ini menggunakan cairan mercuri, dengan alasan murah dan cepat. Dan airnya sisa pemisahan dapat langsung dibuang ke sungai, tanpa merasa bersalah. Menurut Udin, (nama dirahasikan, red) peralatan tambang yang operasikannya tersebut adalah milik salah seorang pengusaha tempatan, namun Udin keberatan menyebut nama juragannya tersebut. “Saya ini hanya mencari makan di tambang ini pak, jangan diberitakan pula. Apalagi kami berasal dari luar Taluk,” harap Udin memelas.
Menurut warga di hulu sungai Kuantan, aktifitas penambang ini telah berlangsung belasan tahun. Namun dalam lima tahun terakhir, jumlah penambang meningkat tajam. Masyarakat di sepanjang aliran sungai tak dapat berbuat banyak, karena pemilik mesin tambang pada umumnya dari kalangan masyarakat mampu atau berduit. “Orangtua kami tak bisa berbuat banyak, karena takut bermasalah dengan para penambang. Mereka orang-orang berduit di daerah kami, nanti keluarga kami diancam pula,” ulas Amrizal.
Kenyataannya, dari pantauan wartawan kondisi air sungat Kuantan telah berwarna keruh dan sangat tidak layak untuk dikonsumsi. Selain itu para nelayan di sepanjang aliran sungai ini juga turut menerima imbas aktifitas penambang. Ikan patin dan baung yang menjadi primadona sungai, sudah tak ada lagi. Dari data yang dimiliki sebagaimana diberitakan bangyuki.com, aparat kepolisian sempat melakukan operasi penertiban terhadap penambang liar di sungai Kuantan, namun hanya bersifat sporadis dan sesaat.
*bangyuki.com
Facebook Comments
Berita Riau >> "Kuansing" lainnya.

Butuh Rental Mobil di Pekanbaru dan sekitarnya silahkan kontak GLORIA Rent Car. Kunjungi RentalMobilPekanbaru.com